Kondisi virgin kembali merupakan keinginan tertinggiku beberapa tahun lalu. Keinginan ini sangat beralasan kalau melihat kondisiku yang sudah tak virgin lagi, selain sebagai sebuah aib, tidak virgin adalah lambang wanita yang nyata nyata tak pandai dalam menjaga dirinya. Pergaulan yang teramat bebas membuat virgin mudah hilang, manakala pacar yang kita cintai tak punya bekal moral yang baik jangan harap virgin terjaga hingga menikah. Memang harus aku akui bahwa saran dari kakek nenek dimasa lalu ada benarnya, mereka menyarankan agar aku selalu hati hati dalam memilih pasangan hidup, sebab semua yang nampak dimata kadang bisa menipu, apa yang terlihat oleh mata kadang tak sesuai dengan isi hatinya.
Gambaran itu ada benarnya saat aku tertipu oleh lelaki yang secara postur fisik sangat oke. Tinggi, ganteng dan boleh dikata banyak wanita yang suka kepadanya. Tak lupa teman dekatku juga menyukai mantanku itu. Tetapi wajah yang demikian bagus tak melambangkan bagusnya hati, dibalik itu ada nafsu yang tak terkendali yang merusak jalinan cinta antara aku dengannya. Lelaki ini tak hanya menjamah tubuhku, tetapi telah merenggut harta paling berharga yang aku miliki. Akibat perbuatannya, keperawanan hilang, ia pintar merayu hingga aku pun lupa diri dan tak mampu menolak ajakan bejatnya. Waktu itu aku takut kehilangan dia, aku takut dia jadi berpaling ke wanita lain kalau aku menolak ajakannya. Tetapi kini aku sadari bahwa itu adalah keputusan paling tolol yang pernah aku buat sepanjang hidup.

Aku bingung mau menyalahkan siapa, karena harus aku akui semua menjadi salahku juga,aku begitu gampang dirayu dengan janji demi bukti cintaku kepadanya. Tetapi apalah arti semua itu, sebab itu bukan bukti cinta tetapi bukti kalau aku telah melakukan dosa. Kenapa dulu aku tak mengutamakan dosa dan menganggap dosa itu nomor dua ketika hendak melakukan hubungan layaknya suami istri. Tak hanya penyesalan yang aku alami, tetapi tangis pilu sebagai hambaNya yang telah ternoda. Semua ini terjadi bukan karena kehendak siapa siapa, tetapi semata mata atas ketidakbecusanku dalam menjaga diri agar tetap suci.
Awalnya memang hanya pegang pegangan tangan, lalu berani berciuman dan berpelukan hingga apapun dilakukan sebagai sepasang pacar yang sedang dimabuk nafsu. Itu benar benar sangat memalukan, tak ada rasa selain rasa jijik kalau mengenang semua itu. Aku sampai membenci diriku, benci mengapa aku begitu dungu tak mau mengerti nasehat mulia yang tak pernah bosan hinggap ditelinga. Semua nasehat terabaikan hingga keperawanan melayang dan mendatangkan penyesalan.Terpuruk dalam lumpur yang penuh noda, tercerai dari terangnya dunia yang seharusnya mampu aku nikmati dengan keceriaan hati.
Inilah refleksi atas kejadian dan penyesalan, aku sangat berharap tak ada lagi wanita yang mengalami hal meyedihkan seperti yang aku rasakan. Aku hanya berharap bahwa wanita wanita dimasa masa selanjutnya tak lagi gampang tertipu oleh pacar yang belum jelas statusnya, bahkan kepada tunangan pun ada baiknya jangan percaya begitu saja. Sebab tunangan belum tentu mampu menjaga kehormatan yang kita miliki.
Kini aku memang sudah terbebas dari itu semua, beban kesedihan telah lenyap setelah mendapatkan penanganan khusus untuk mengatasi masalah yang aku hadapi. Terima kasih ya pak... terima kasih atas segala bantuan terbaiknya, aku sangat bangga bisa dipertemukan dengan Bapak walau itu hanya lewat dunia maya. Semua sudah aku rasakan dan kebahagiaan ini aku bagikan juga untuk peserta yang mungkin tertarik dengan tawaran luar biasa dari Bapak.
Salam hormat,
Dina, 32 Tahun. Di Kota S
Catatan : Testimoni tertulis yang dikirmkan oleh Saudari Dina, kini yang bersangkutan sudah menikah dengan dikaruniai satu orang anak. Semoga makin sukses bersama suami tercinta. Amin