Kau layukan aku dengan polesan kata kata indah yang telah melenakan hatiku, kau tanam sebuah rasa yang menumbuhkan bunga tetapi saat bunga bunga itu mulai mekar dan penuh warna warni akhirnya kau juga yang memetik satu persatu hingga bunga itu pun layu dan tak mampu melawan waktu. Pertama kau hadir alam hidupku dengan benih rasa yang baru pernah aku rasakan, aku pun terkesima dengan janji suci yang kau katakan saat ada di dekat hati ini. Aku masih ingat saat kau berkata,”aku akan setia untuk mencintaimu dan aku akan selalu ada dalam hidupmu, dalam tiap suka atupun duka maka kita akan selalu bersama. Apakah kau percaya padaku sayang?”
Kau pun makin perhatian padaku, dimanapun aku berada kau selalu bertanya, lagi dimana yank, jangan lupa makan ya, hati hati ya dan kata kata lainnya yang sempat membuatku bahagia. Tetapi kata kata itu hanyalah trik licikmu, kau gunakan kata manis hanya karena mengingnkan tubuhku,kau rangkai kata kata romantis demi sebuah hasrat untuk menikmati apa yang belum kau miliki dariku. Hingga pada akhirnya malam yang begitu menyesakkan dada terjadi, kau baringkan aku setelah dengan akal buskmu kau berikan aku obat tidur hingga aku tak sadarkan diri. Saat itulah kau merenggut mahkota suci yang harusnya aku berikan kepada suamiku. Kau sungguh kejam !!!
Apa yang kau lakukan telah membuatku kehilangan semangat, kau telah membenamkan berjuta harapan yang ada dalam hatiku, dan dengan entengnya kau pun pergi meninggalkankanku dengan noda noda dosa yang tak mungkin terlupa. Apakah kini kau juga tetap tak pernah berubah dan terus merusak seorang wanita yang seharusnya kau jaga, ataukah kau telah mengerti bahwa apa yang kau lakukan itu benar benar menghancurkan hati wanita. Boleh saja kau tersenyum, tetapi aku yakin jauh dilubuk hatimu kau pun tak bisa menikmati kebahagiaan yang sejati, karena kebahagiaan tak mungkin bisa diperoleh dengan cara merusak wanita yang kau rayu disana sini.
Kebahagiaan lahir dari sebuah kesucian, kebahagiaan bukan tercipta ketika engkau melumuri dirimu dengan bercak bercak yang memburamkan jiwa. Kau sungguh tak pantas untuk terus berjalan dengan senyum bangga jika kau terus seperti itu. Ingatlah sudah banyak bunga yang layu, begitu banyak bunga yang hatinya tersayat sembilu oleh ulahmu. Kau..., saatnya kembali pada kesucian yang ada dihatimu, karena disanalah tempat ruhanimu ditempa dan dicuci dengan kebeningan yang mungkin saja telah hilang dari hidupmu.
Beberapa tahun kemudian ....
Aku hanya tersenyum masam saat melihat kau telah berubah, kau yang dulu sangat kucintai walau hanya sekejap kini telah kembali, tetapi sayang aku sudah tak bisa menerimamu kembali, aku tak mungkin lagi memberi kepercayaan kepadamu walau kau telah berubah menjadi seorang yang bener benar berbeda. Aku hanya tak ingin mengulangi kesalahan yang sama sebagaimana kesalahan besar yang pernah kulakukan dengan memberi kepercayaan kepadamu. Kau harus tahu jalan kita sudah berbeda, kau punya jalan yang kau inginkan, begitu juga aku yang akan meniti ke jalan suci dalam naungan ridloNya.
Maafkan aku jika permohonan maafmu belum pernah mampu aku kabulkan, aku telah berjanji baru akan memaafkanku kelak setelah aku menikah dengan lelaki yang sangat kucintai. Aku hanya manusia biasa yang tak mudah untuk memaafkan orang lain. Semua kesalahan yang dilakukan oleh orang lain telah aku maafkan, tetapi khusus untukmu maka akan aku tunda dulu hingga hari pernikahan tiba.
(Pesan kami : Semoga tulisan ini bisa menjadi penghibur lara dari orang yang pernah mengalami. Kami sajikan sebagai pengobat suara hati dan kami diberi kemampuan menyusun kata kata ini lewat permenungan di malam hari, kami dedikasikan untuk nona S di Maluku, semoga Tuhan selalu memberikan bimbingan terbaiknya untuk anda. Jangan lupa bagikan ke teman teman anda di facebook dan twitter.Terima kasih)