Asti menutupi keperawanan di malam pertama

Menutupi keperawanan menjadi cita cita yang terpendam lama. Begitu lama rasanya menanggung beban yang sangat berat ini hingga hidup berjalan tanpa arti. Mungkin pembaca dapat mengambil hikmah dari apa yang aku alami beberapa tahun lalu. Kisah ini sengaja aku sampaikan sebagai bahan pelajaran nyata atas fenomena hidup yang tak selamanya berjalan seperti yang kita inginkan. Dengan membaca kisahku ini ada satu harapan semoga wanita wanita yang ada dimasa selanjutnya benar benar bisa menjaga diri dengan sebaik baiknya. Sebab tidaklah mudah untuk keluar dari problem yang menyangkut keperawanan. Seperti apa kisah yang aku alami dimasa lalu akan tergambar dalam kisah berikut :

Asti, demikianlah teman teman menyebut namaku, walau dalam keluarga aku biasa dipanggil dengan nama tia. Asti atau tia tak mengapa, karena itu tak penting bagiku, yang penting aku punya banyak teman dan bisa bergaul dengan yang lain. Aku lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang cukup secara ekonomi, orang tuaku punya beberapa lini usaha yang terbilang sukses,sehingga kehidupan yang aku jalani relatif lebih sejahtera dibanding tetangga tetanggaku. Jujur saja dulu aku termasuk wanita yang suka pilah pilih dalam bergaul, aku  lebih mengutamakan mereka yang berasal dari strata ekonomi yang sama. Termasuk dalam memilih pacar, aku pun harus mengakui menjadi wanita yang lebih mengutamakan masalah penampilan dan harta, termasuk juga menyelidiki seberapa kaya orang tua dari lelaki yang akan menjadi pacarku.

Di usiaku yang memasuki 16 tahun aku mengenal seorang lelaki yang cukup ganteng dan berasal dari keluarga kaya. Saat dia menembakku dengan mengatakan kalau dia mencintaiku maka aku menerimanya saat itu juga. Hari hari yang aku jalani dengannya terasa sangat indah, walau kini semua itu benar benar jadi penyesalan. Terlebih saat aku tahu ternyata dia punya pacar lebih dari 8 wanita di tempat lain. Dia bisa leluasa mendapatkan wanita yang dia inginkan dengan modal tampang yang keren serta dukungan kekayaan orang tua. Wanita manapun mungkin akan tertarik saat melihat penampilannya yang trendy dengan mobil ditangannya. 

Tapi semua itu ternyata tak ada artinya kalau kemudian aku harus kehilangan keperawanan yang aku miliki. Dengan janji mau dinikahi , dia berhasil merenggut keperawananku tanpa rasa belas kasihan sedikitpun. Setelah aku dianggap kotor dia lalu pergi mendekati wanita lain yang dianggapnya masih lebih baik. Hancur dan runtuh rasanya dunia ini, aku seperti kehilangan pegangan dalam hidup, hampir saja aku bunuh diri untuk mengakhiri ini semua. Untungnya hati kecilku masih membimbingku ke arah yang benar. 

Ditengah hati yang hancur,aku mencoba bangkit dengan membuat perubahan hidup, memang aku akui ini sesautu yang terlambat, aku menyesal sedalam dalamnya mengapa dulu aku begitu sombong dan suka membeda bedakan dalam bergaul. Harta dan muka sama sekali bukan jaminan kalau kita akan bahagia, tetapi hidup yang penuh manfaatlah yang akan membuat kita punya arti dimata orang lain. Aku terus mencari solusi dan mencoba untuk memperbaiki semua ini hingga aku bertemu jalan keluar yang sangat aku yakini mampu meredam kekacauan yang aku alami.

Tetapi ternyata tak mudah, saat aku menghubungi orang yang bisa membantu masalah yang aku hadapi, beliau menolak denga tegas tak akan mau membantu persoalanku, aku coba meyakinkan beliau tetapi tetap saja tak mendapat respon apapun. Tetapi aku tak menyerah, aku terus mencoba dan mencobanya lagi hingga beliau mau mengubah keputusannya. Jalan terang mulai terbuka saat beliau memberi syarat yang cukup berat untukku, tetapi dengan tekad yang bulat akhirnya aku mampu melewati syarat tersebut.

Tepat setengah tahun akhirnya saya mendapat persetujuan untuk mendapatkan penanganan atas apa yang aku alami. Rasanya bahagia bukan main meski ini baru tahap awal, memang untuk kriteria yang beliau pakai tak pernah aku ketahui, itu menjadi hak mutlak beliau dan rasanya tak sopan kalau aku mendesak untuk menjelaskannya. Yang jelas kini aku sudah terbebas dari masalah dan sudah menikah dengan pria yang jadi suamiku tanpa hambatan apapun. Aku tak pernah membayangkan andai suami tahu kalau dulunya aku sudah tak perawan, bisa jadi dia akan langsung menceraikan aku tanpa menunggu hitungan bulan. Tetapi semua itu tak terjadi, aku melihat suamiku sangat bangga dan mengatakan kalau aku masih gadis. 

Bapak yang terhormat.... terima kasih ya... aku menulis ini sambil menangis terharu, aku tulis sebagai pelajaran yang sangat berharga dalam hidupku. Terima kasih sudah berkenan memberikan apa yang menjadi keinginanku. Semoga Tuhan selalu memberikan balasan yang lebih baik untuk apa yang Bapak lakukan dalam hidupku.

Catatan : Testimoni Asti/Tia yang dikirim pada kami, sengaja kami bagikan sebagai bahan renungan untuk wanita wanita yang ingin kembali lagi meraih semangat hidup. Ingat pikiran negatif atau kecurigaan tak akan menyelesaikan masalah apapun dalam hidup anda